Tugas PTIK Pertemuan 6

Nama : Reza Kurniawan

NIM : 12200012

Kelas : 12.1B.11

Mata Kuliah : Pengantar Teknik Informatika Dan Komunikasi

Nama Dosen : Sepriandi Parningotan S.T.,M.T.


1. Sejarah Internet

Internet adalah jaringan komunikasi yang menggunakan media elektronik. Internet biasanya digunakan untuk mencari informasi atau pengetahuan secara cepat dan singkat. Internet membuat revolusi baru dalam dunia industri dan komunikasi.

Nah, kata internet sendiri merupakan singkatan dari interconnection networking. Internet berasal dari bahasa latin "inter" yang berarti antara.

Secara kata perkata In-ter-net berarti jaringan antara atau penghubung. Sehingga definisi internet sendiri adalah jaringan komputer yang saling terhubung ke seluruh dunia tanpa mengenal batas teritorial, hukum, dan budaya.

Secara fisik dianalogikan seperti jaring laba–laba (the Web) yang menyelimuti bola dunia dan terdiri dari titik–titik (node) yang saling berhubungan.

Internet pertama kali muncul pada pertengahan abad ke-19 dengan sebuah proyek yang disebut ARPANET. Ini dikembangkan ARPA, bagian dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Mulanya teknologi ini dipergunakan hanya untuk kebutuhan militer.

Dari penciptaan tersebut menghasilkan temuan tentang bagaimana hardware dan software komputer dengan basis UNIX. Yang mana pada saat itu mereka mulai menyadari bahwa manusia mampu melakukan komunikasi dengan jarak jauh yang memanfaatkan saluran telepon.

Namun kini internet sudah berkembang untuk berbagai kebutuhan.

Tahun 1957.

Rusia (dahulu masih Uni Soviet) memperkenalkan dan meluncurkan wahana luar angkasa atau satelit bernama Sputnik.

Tahun 1958-1859.

Dewan pertahanan Amerika Serikat membentuk Advanced Research Projects Agency (ARPA). Tujuannya bersaing dengan Rusia pada bidang teknologi dan pengetahuan, khususnya teknologi komputer dan informasi.

Tahun 1960-an.

APRA mulai mengembangakan program ARPANET dengan mencoba menghubungkan empat komputer yang saling terhubung. Keempat komputer tersebut terletak di empat universitas yaitu Stanford Research Institute, University of California, Los Angeles, University of California, Santa Barbara, dan University of Utah. Dan saling terhubung sampai pada tahun 1969.

Tahun 1965.

Ted Nelson, ilmuan teknologi komputer dan telekomunikasi, meluncurkan istilah "Hypertext" yang masih kita gunakan sampai saat ini.

Tahun 1971.

Anggota jaringan ARPANET bertambah menjadi 23 buah node komputer. Jaringan ini terdiri dari komputer-komputer yang digunakan untuk riset milik pemerintah AS dan universitas.

Tahun 1974.

Vint Cerf bersama Bob Kahn mempublikasikan TCP (Transmission Control Protocol) dalam jurnal ilmiah yang berjudul "A Protocol for Packet Network Interconnection".

Pada tahun itu juga dibuka jaringan komputer versi komersil keluaran ARPANET yang bekerja sama dengan Bolt, BBN dan Pontraktor. Jaringan komersil tersebut diberi nama Telenet dan menjadi layanan jaringan komersil pertama yang dibuat.

Tahun 1984.

Awalnya, Departemen pertahanan Amerika Serikat hanya menghubungkan jaringan ARPANET tersebut di 4 tempat saja. Ternyata, jaringan ini begitu terkenal dan hampir semua universitas juga ingin mencoba teknologi ini. Pihak ARPA pun kewalahan melayani permintaan mereka.

Maka pada tahun 1984, Departemen Pertahanan membagi Proyek ARPANET ini menjadi dua. Satu, jaringan MILNET untuk kepentingan militer. Kedua, jaringan ARPANET itu sendiri yang digunakan untuk kepentingan riset akademis.

Tahun 1986.

Pengenalan sistem nama domain yang dikenal dengan istilah Domain Name Server (DNS). DNS ini berfungsi sebagai sistem pemberian nama suatu jaringan komputer di dalam internet.

Tahun 1990-an.

Tahun 1990, Merupakan tahun bersejarah di mana muncul program editor dan browser yang ditemukan Tim Berners Lee. Program tersebut berguna untuk menjelajahi jaringan komputer yang terhubung. Program tersebut yang pada akhirnya diberi nama www atau World Wide Web seperti sekarang.

Sistem HTML (HyperText Markup Language) diperkenalkan oleh Tim Berners Lee. Pada tahun 1992, sudah mulai ada konten audio dan video yang dapat dinikmati di internet. Saat itu sudah muncul istilah "surfing" atau berselancar di dunia maya.

Website-website pun mulai bermunculan di tahun 1993. Web browser bernama Mosaic Web Browser pun mulai dikembangkan. Tahun 1994, Yahoo didirikan Jerry Yang dan David Filo.

Tahun 1995, situs e-commerce pertama yaitu eBay, Craiglist, dan Amazon mulai berdiri. Tahun 1998, Google pun mulai berdiri.

Tahun 2000-an.

Internet berkembang dengan pesat, hal ini bisa dibuktikan dengan munculnya miliaran situs di dunia maya. Sehingga bisnis digital pun menjadi tren di masa kini karena perkembangan internet yang begitu pesat.

(sumber : https://www.brilio.net/gadget/sejarah-dan-perkembangan-internet-200422k.html)

2. Awal Mula Internet digunakan pada Industri / Perusahaan .

Istilah  Indonesia 4.0 pasti sudah tidak asing lagi bagi kita. Awal mula dari istilah ini adalah terjadinya revolusi industri di seluruh dunia, yang mana merupakan sebuah revolusi industri keempat. Dapat dikatakan sebagai sebuah revolusi, karena perubahan yang terjadi memberikan efek besar kepada ekosistem dunia dan tata cara kehidupan. Revolusi industri 4.0 bahkan diyakini dapat meningkatkan perekonomian dan kualitas kehidupan secara signifikan. Yuk, kita bahas secara singkat mengenai sejarah dan apa itu Revolusi Industri 4.0.

Pertama-tama, mari kita bahas awal mula dari Revolusi Industri 4.0 terlebih dahulu. Mulai dicetuskan pertama kali oleh sekelompok perwakilan ahli berbagai bidang asal Jerman, pada tahun 2011 lalu di acara Hannover Trade Fair. Dipaparkan bahwa industri saat ini telah memasuki inovasi baru, dimana proses produksi mulai berubah pesat. Pemerintah Jerman menganggap serius gagasan ini dan tidak lama menjadikan gagasan ini sebuah gagasan resmi. Setelah resminya gagasan ini, pemerintah Jerman bahkan membentuk kelompok khusus untuk membahas mengenai penerapan Industri 4.0 .

Pada 2015, Angella Markel mengenalkan gagasan Revolusi Industri 4.0 di acara World Economic Forum (WEF). Jerman sendiri menggelintirkan modal sebesar €200 juta untuk menyokong akademisi, pemerintah, dan pebisnis untuk melakukan penelitian lintas akademis mengenai Revolusi Industri 4.0. Tidak hanya Jerman yang melakukan penelitian serius mengenai Revolusi Industri 4.0, namun Amerika Serikat juga menggerakkan Smart Manufacturing Leadership Coalition (SMLC), sebuah organisasi nirlaba yang terdiri dari produsen, pemasok, perusahaan teknologi, lembaga pemerintah, universitas dan laboratorium yang memiliki tujuan untuk memajukan cara berpikir di balik Revolusi Industri 4.0.

Saat ini kita berada di zaman dimana Revolusi Industri 4.0 baru saja dimulai. Lalu seperti apa sebenarnya Revolusi Industri 4.0? Revolusi Industri 4.0 menerapkan konsep automatisasi yang dilakukan oleh mesin tanpa memerlukan tenaga manusia dalam pengaplikasiannya. Dimana hal tersebut merupakan hal vital yang dibutuhkan oleh para pelaku industri demi efisiensi waktu, tenaga kerja, dan biaya. Penerapan Revolusi Industri 4.0 di pabrik-pabrik saat ini juga dikenal dengan istilah Smart Factory. Tidak hanya itu, saat ini pengambilan ataupun pertukaran data juga dapat dilakukan on time saat dibutuhkan, melalui jaringan internet. Sehingga proses produksi dan pembukuan yang berjalan di pabrik dapat termotorisasi oleh pihak yang berkepentingan kapan saja dan dimana saja selama terhubung dengan internet.

Bila kita melihat kembali Revolusi Industri 3.0 dimana merupakan titik awal dari era digital revolution, yang memadukan inovasi di bidang Elektronik dan Teknologi Informasi. Ada perdebatan apakah Revolusi Industri 4.0 cocok disebut sebagai sebuah revolusi industri atau hanya sebuah perluasan atau pengembangan dari Revolusi Industri 3.0. Namun nyatanya, perkembangan Revolusi Industri 3.0 ke Revolusi Industri  4.0 sangat signifikan, hal baru yang sebelumnya tidak pernah ada di era Revolusi Industri 3.0 mulai ditemukan. Para ahli meyakini era ini merupkana era dari Revolusi Industri 4.0, dikarenakan terdapat banyak inovasi baru di Industri 4.0, diantaranya Internet of Things (IoT), Big Data, percetakan 3D, Artifical Intelligence (AI), kendaraan tanpa pengemudi, rekayasa genetika, robot dan mesin pintar. Salah satu hal terbesar didalam Revolusi Industri 4.0 adalah Internet of Things.

IoT (Internet of Things) memiliki kemampuan dalam menyambungkan dan memudahkan proses komunikasi antara mesin, perangkat, sensor, dan manusia melalui jaringan internet. Sebagai contoh kecil, apabila sebelumnya di era Revolusi Industri 3.0 kita hanya dapat mentransfer uang melalui ATM atau teller bank, saat ini kita dapat melakukan transfer uang dimana saja dan kapan saja selama kita terhubung dengan jaringan internet. Cukup dengan aplikasi yang ada di dalam gadget kita dan koneksi internet, kita dapat mengontrol aktifitas keuangan kita dimanapun dan kapanpun.

Selain Internet of Things, ada juga istilah Big Data yang berperan penting dalam Revolusi Industri 4.0. Big data adalah seluruh informasi yang tersimpan di cloud computing. Analitik data besar dan komputasi awan, akan membantu deteksi dini cacat dan kegagalan produksi, sehingga memungkinkan pencegahan atau peningkatan produktivitas dan kualitas suatu produk berdasarkan data yang terekam. Hal ini dapat terjadi karena adanya analisis data besar  dengan sistem 6c, yaitu connection, cyber, content/context, community, dan customization.

Proses tersebut dapat memberikan wawasan yang berguna bagi manajemen pabrik. Data diproses dengan alat canggih (analitik dan algoritma) untuk menghasilkan informasi yang logik. Data yang diproses tersebut juga dapat membantu mempertimbangkan adanya masalah yang terlihat dan tidak terlihat di pabrik industri. Algoritma pembuatan informasi harus mampu mendeteksi  masalah yang tidak terlihat seperti degradasi mesin dan kehausan komponen.

Indonesia pun saat ini mulai menggarap konsep Revolusi Industri 4.0 secara serius. Strategi Indonesia salah satunya, melalui Kementerian Perindustrian mecoba membuat sebuah roadmap bertajuk Making Indonesia 4.0. Sosialisasipun sudah disampaikan oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di beberapa kesempatan. Bagaimana tanggapanmu mengenai Revolusi Industri 4.0? Dan apa langkahmu dalam membantu pemerintah dalam menggalakkan Indonesia 4.0?

(https://binus.ac.id/knowledge/2019/05/mengenal-lebih-jauh-revolusi-industri-4-0/)

3. Bagaimana Penerapan Internet pada Industri / Perusahaan .

Seperti yang ada dalam data infografis diatas, dapat dilihat bahwa internet memang sangat berperan dalam perkembangan revolusi industry 4.0. Dilihat dari data perkembangan teknologi yang paling berpengaruh terhadap revolusi industry 4.0 terdapat 3 item yaitu :

1. Perkembangan Komputer dan Big Data

2. Perkembangan Energi Baru dan Terbarukan

3. Perkembangan Internet dan Cloud Technology

Data tersebut menyebutkan bahwa computer dan internet sangatlah berpengaruh dalam revolusi industry 4.0 ini, terutama dengan munculnya Internet of Things (IoT) dimana semua pekerjaan dan peralatan dapat dihubungkan dan dijalankan melalui internet.

Di Indonesia sendiri pemerintah juga tidak tinggal diam dalam menghadapi revolusi industry 4.0 ini. Menurut data dari KEMENPERIN terdapat 5 sektor utama yang menjadi prioritas Indonesia dalam menghadapi revolusi industry 4.0 . Lima sector tersebut adalah :

•Sektor Industri Tekstil (dengan skor INDI 2,51)

•Sektor Industri Kimia (dengan skor INDI 2,31)

•Sektor Industri Elektronik (dengan skor INDI 1,84)

•Sektor Industri Makanan & Minuman (dengan skor INDI 2,47)

•Sektor Industri Otomotif (dengan skor INDI 1,72)

Skor INDI (Indonesia Industry 4.0 Readiness Index) adalah indeks untuk mengukur kesiapan industry dalam menerapkan Industri 4.0. Kelima sector industry tersebut memiliki rata-rata nilai INDI 2,17 yang menandakan Indonesia sudah cukup siap menerapkan industry 4.0.

Tak hanya sector industry saja yang ditingkatkan, tetapi pemerintah juga menyiapkan 10 prioritas nasional dalam menghadapi revolusi industry 4.0. 10 Prioritas Nasional tersebut adalah :

1. Memperkuat produksi material sekitar hulu

2. Membangun peta jalan zona industry nasional untuk menyelesaikan masalah zona industry

3. Mengakomodasi standar keberlanjutan

4. Memberdayakan 3,7 juta UMKM melalui teknologi

5. Menarik investasi asing melalui penawaran yang baik serta intensif untuk mendorong percepatan transfer teknologi ke perusahaan lokal

6. Membangun jaringan internet berkecepatan tinggi dan platform digital yang dapat memuluskan transisi menuju industry 4.0

7. Meningkatkan kualitas SDM dengan meningkatkan kualitas sekolah kejuruan serta mengubah kurikulum pendidikan sesuai dengan perubahan industry 4.0

8. Membentuk pusat ekosistem inovasi berupa sentra R&D termasuk perlindungan HAKI

9. Memberikan intensif untuk investasi teknologi

10. Harmonisasi antara aturan dan kebijakan untuk mendukung revolusi industry 4.0

Dengan langkah ini diharapkan Indonesia mampu bersaing di era revolusi industry 4.0

Sebagai masyarakat Indonesia tentu sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk ikut serta membantu membangun negara Indonesia. Mulai dari langkah kecil seperti menggunakan produk-produk dalam negeri, mendukung produk local, dan lebih bijak dalam menggunakan internet untuk hal-hal yang lebih bermanfaat. Karena kalua bukan kita siapa lagi yang akan membangun negeri ini, jadi ayo mulai sekarang manfaatkan teknologi internet untuk hal positif yang dapat mendukung negara Indonesia dalam menghadapi tantangan revolusi industri 4.0.

(https://www.kompasiana.com/alzhein/5dedd7f2097f3679806087b2/peran-internet-di-era-revolusi-industri-4-0?page=all)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas PTIK Pertemuan Ke-2